Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi
sangat sedikit yang kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk
pada dua elemen berbeda yang bersatu ke dalam sebuah teori yang sama:
relativitas umum dan relativitas khusus. Theori relativtas khusus telah
diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih
luas diperkenalkan teori relativitas umum.
Konsep teori relativitas
Teori relativitas khusus Einstein-tingkah laku benda yang terlokalisasi
dalam kerangka acuan inersia, umumnya hanya berlaku pada kecepatan yang
mendekati kecepatan cahaya.
Transforasi Lorentz-persamaan transformasi yang digunakan untuk
menghitung perubahan koordinat benda pada kasus relativitas khusus.
Teori relativitas umum Einstein-Teori yang lebih luas, dengan memasukkan
graviti sebagai fenomena geometris dalam sistem koordinat ruang dan
waktu yang melengkung, juga dimasukkan kerangka acuan non inersia
(misalnya, percepatan).
Prinsip relativitas fundamental.
Apakah relativitas itu?
Relativitas klasik (yang diperkenalkan pertama kali oleh Galileo Galilei
dan didefinisikan ulang oleh Sir Isaac Newton) mencakup transformasi
sederhana diantara benda yang bergerak dan seorang pengamat pada
kerangka acuan lain yang diam (inersia). Jika kamu berjalan di dalam
sebuah kereta yang bergerak, dan seseorang yang diam diatas tanah (di
luar kereta) memperhatikanmu, kecepatanmu relatif terhadap pengamat
adalah total dari kecepatanmu bergerak relatif terhadap kereta dengan
kecepatan kereta relatif terhadap pengamat. Jika kamu berada dalam
kerangka acuan diam, dan kereta (dan seseorang yang duduk dalam kereta)
berada dalam kerangka acuan lain, maka pengamat adalah orang yang duduk
dalam kereta tersebut.
Permasalahan dengan relatifitas ini terjadi ketika diaplikasikan pada
cahaya, pada akhir 1800-an, untuk merambatkan gelombang melalui alam
semesta terdapat substansi yang dikenal dengan eter, yang mempunyai
kerangka acuan(sama seperti pada kereta pada contoh di atas). Eksperimen
Michelson-Morley, bagaimanapun juga telah gagal untuk mendeteksi gerak
bumi relatif terhadap eter, dan tak ada seorangpun yang bisa menjelaskan
fenomena ini. Ada sesuatu yang salah dalam interpretasi klasik dari
relatifitas jika diaplikasikan pada cahaya…dan kemudian muncullah
pemahaman baru yang lebih matang setelah Einstein datang untuk
menjelaskan fenomena ini.
Pengenalan tentang relativitas khusus
Pada tahun 1905, albert eintein mempubilkasikan (bersama dengan makalah lainnya) makalah yang berjudul, “On the Electrodynamics of Moving Bodies” atau
dalam bahasa indonesianya kurang lebih demikian,”Elektrodinamika benda
bergerak” dalam jurnal Annalen der physik. Makalah yang menyajikan teori
relativitas khusus, berdasarkan dua postulat utama:
Postulat Einstein
Prinsip relativtas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap kerangka acuan
Prinsip kekonstanan kecepatan cahaya (postulat kedua): Cahaya dapat
merambat dalam vakum (misalnya, ruang vakum, atau “ruang bebas”),
kecepatan cahaya dinotasikan dengan c, yang konstan terhadap gerak benda
yang meiliki radiasi.
sebenarnya, makalah tersebut menyajikan lebih formal, formulasi
matematika dari postulat tersebut. Bentuk dari postulat mungkin sedikit
berbeda dari buku teks yang satu dengan yang lain karena translasi dari
bentuk matematika Jerman dengan bentuk Inggris yang selama ini sering
kita lihat.
Postulat kedua sering ditulis sembarangan dengan memasukkan bahwa
kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah c untuk setiap kerangka acuan.
Sebenarnya postulat ini adalah berasal dari dua postulat, bukan dari
postulat kedua itu sendiri.
Postulat pertama kelihatan lebih masuk akal, tetapi bagaimanapun juga
postulat kedua merupakan revolusi besar dalam ilmu fisika. Einstein
sudah memperkenalkan teori foton cahaya dalam makalahnya pada efek
fotolistrik (yang menghasilkan kesimpulan ketidakperluan eter). Postulat
kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa bergerak
dengan kecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran
khusus sebagai kerangka acuan inersia “mutlak” alam semesta, jadi bukan
hanya tidak perlu, tetapi juga secara kualitatif tidak berguna di dalam
relativitas khusus.
Adapun makalah tersebut adalah untuk menggabungkan persamaan Maxwell
untuk listrik dan magnet dengan gerak elektron dengan kecepatan
mendekati kecepatan cahaya. Hasil dari makalah Einstein adalah
memperkenalkan transformasi koordinat baru, dinamakan transformasi
Lorentz, antara kerangka acuan inersia. Pada kecepatan lambat,
transformasi ini pada dasarnya identik dengan moel klasik, untuk
kecepetan yang mendekati kecepatan cahaya, menghasilkan nilai yang
berbeda secara radikal.
Efek dari Relativitas Khusus
Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan
transformasi Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya).
Diantaranya adalah :
Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
Konstraksi panjang
Transformasi kecepatan
Efek doppler relativistk
Simultanitas dan sinkronisasi waktu
Momentum relativistik
Energi kinetik relativistik
Massa relativistik
Energi total relativistik
Selain itu, manipulasi aljabar sederhana dari konsep-konsep di atas
menghasilkan dua hasil signifikan yang pantas dijelaskan sendiri.
Hubungan Massa-Energi
Enstein mampu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara massa dan
energi, melalui rumus yang sangat terkenal E=mc2. Hubungan ini telah
dibuktikan dengan peristiwa yang sangat dramatis di dunia, ketika bom
nuklir melepaskan energi dari massa di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir
perang dunia kedua.
Kecepatan Cahaya
Tak ada objek bermassa yang dapat bergerak dipercepat menuju kecepatan
cahaya. Hanya objek tak bermassa, seperti foton, yang dapat bergerak
dengan kecepatan cahaya. (foton tidak bergerak dipercepat menuju
kecepatan cahaya, tetapi foton selalu bergerak dengan kecapatan cahaya).
Tetapi bagi objek fisis, kecepatan cahaya adalah terbatas. Energi
kinetik pada kecepatan cahaya menjadi tak terbatas, jadi tidak pernah
dapat dicapai dengan percepatan.
Beberapa telah menunjukkan bahwa sebuah objek secara teori dapat
bergerak melebihi kecepatan cahaya, tetapi sejauh ini tidak ada entitas
fisik yang dapat menujukkan itu.
Adopsi Relativitas Khusus
Pada 1908, Max Plank mengaplikasikan bentuk “teori relativitas” untuk
menjelaskan konsep relativitas khusus, karena aturan kunci dari
relativitas memainkan peran dalam konsep tersebut. Pada waktu itu,
tentunya bentuk yang diaplikasikan hanya pada relativitas khusus, karena
memang belum terdapat relativitas umum.
Relativitas Einstein tidak segera diterima oleh fisikawan secara
keseluruhan, karena kelihatan sangat teoretis dan conterintuitif.
Kemudian Einstein menerima penghargaan Nobel pada 1921, khususnya
penyelesaiannya untuk efek fotolistrik dan kontribusinya pada fisika
teori. Tetapi Relativitas masih menjadi kontroversi untuk menjadi
referensi spesifik.
Seiring berjalannya waktu, bagaimanapun juga, presiksinya terhadap
relativitas khusus akhirya menjadi kenyataan. Misalkan, jam terbang di
selruh dunia telah menunjukkan adanya perlambatan dengan durasi yang
diprediksi oleh teori relativitas.
Albert Einstein tidak menciptakan sendiri transformasi koordinat yang
dibutuhkan untuk relativitas khusus. Dia tidak harus melakukannya,
karena transformasi yang dibutukan telah ada sebelumnya. Einstein
menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan
menyesuaikan diri pada situasi yang baru, dan juga dengan transformasi
Lorentz seperti yang telah Planck gunakan pada 1900 untuk menyelesaikan
permasalahan bencana ultraviolet pada radiasi benda hitam, Einstein
merancang solusi untuk efek fotolistrik, dan dengan demikian dia telah
mengembangkan teori foton untuk cahaya.
Asal Mula Transformasi Lorentz
Transformasi Lorentz sebenarnya pertama kali telah diperkenalkan oleh
Joseph Larmor pada 1897. Versi yang sedikit berbeda telah diperkenalkan
pada beberapa dekade sebelumnya oleh Woldemar Voigt, tetapi versinya
memiliki bentuk kuadrat pada persamaan dilatasi waktu. Tetapi, persamaan
dilatasi waktu kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian
dalam persamaan Maxwell.
Seorang Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz mengusulkan
gagasan “waktu lokal” untuk menjelaskan relatif simultanitas pada 1895,
walaupun dia juga bekerja secara terpisah pada transformasi yang sama
untuk menjelaskan hasil “nol” pada percobaan Michelson dan Morley. Dia
mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899, dan menambahkan
dilatasi waktu pada 1904.
Pada 1905, Henri Poincare memodifikasi formulasi aljabar dan
menyumbangkannya kepada Lorentz dengan nama “Transformasi Lorentz,”
formulasi Poincare pada transformasi tersebut pada dasarnya identik
dengan apa yang digunakan Einstein.
Transformasi Lorentz tersebut menggunakan sistem koordinat empat
dimensi, yaitu tiga koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat
waktu (t). Koordinat baru ditandai dengan tanda apostrof diucapkan
“abstain,” seperti x’ dibaca “x-abstain.” Pada contoh dibawah ini,
kecepatan adalah dalam arah x’, dengan besar u:
x’=(x-ut)/√(1-u2/c2 )
y’=y
z’=z
t’={t-(u/c^2 )x}/√(1-u2/c2)
Transformasi tersebut hanya untuk demonstrasi. Aplikasi dari persamaan
tersebut akan ditangani secara terpisah. Bentuk √((1-u2/c2) sering
muncul dalam relativitas sehingga dilambangkan dengan simbol yunani γ
(dibaca gamma) dalam beberapa penyajian.
Perlu diingat bahwa pada kasus u << c (u jauh lebih kecil
dibandingkan c), maka u2/c2 akan menjadi sangat kecil sehingga di dalam
bentuk akar akan menghasilkan nilai satu, maka nilai γ akan menjadi
satu. Oleh karena itu, dilatasi ruang dan waktu menjadi sangat tidak
berpengaruh untuk benda yang bergerak jauh dibawah kecepatan cahaya.
Konsekuensi dari Transformasi Lorentz
Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan
Transformasi Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya).
Diantaranya adalah :
Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
Konstraksi panjang
Transformasi kecepatan
Efek doppler relativistk
Simultanitas dan sinkronisasi waktu
Momentum relativistik
Energi kinetik relativistik
Massa relativistik
Energi total relativistik
Kontroversi Lorenz dan Einstein
Beberapa orang mengatakan bahwa sebenarnya sebagian besar pekerjaan dari
relativitas khusus yang telah dikerjakan einstein telah ada dalam
transformasi Lorentz. Konsep dilatasi dan simultanitas untuk pergerakan
benda telah disebutkan dan secara matematis telah dikembangkan oleh
Lorentz dan Poincare. Beberapa orang mengganggap bahwa Einstein adalah
seorang plagiator.
Tentunya terdapat validitas untuk tuduhan tersebut. Tentu saja, revolusi
besar Einstein dibangun berdasarkan pekerjaan-pekerjaan orang lain, dan
Einstein mendapatkan banyak hasil atas apa yang telah mereka hasilkan
secara kasar.
Pada waktu yang sama, tetapi harus dipertimbankan bahwa Einstein
mengambi konsep-konsep dasar ini dan memebangunnya menjadi sebuah
kerangka teori yang menjadikan konsep-konsep tersebut untuk bukan hanya
sekedar trik matematis untuk menyelamatkan dying teori (teori sekarat)
seperti teori eter, melainkan menggunakan aspek-aspek fundamental alam
pada tempatnya. Terdapat ketidakjelasan bahwa Larmor, Lorentz, atau
Poincare yang dimaksudkan agar berani bergerak, namun sejaraha telah
memberikan penghargaan kepada Einstein atas wawasan dan keberainannya.
Pada 1905, Teori Einstein (relativitas khusus), dia menunujukkan bahwa
diantara kerangka acuan inersia tidak terdapat kerangka acuan “utama.”
Perkembangan dari relativitas umum terjadi, sebagian sebagai upaya untuk
menunjukkan bahwa ini benar di antara non-inersia (yaitu mempercepat)
kerangka acuan juga.
Evolusi Relativitas Umum
Pada 1907, Einstein mempublikasikan artikelnya yang pertama pada Efek
gravitasi pada cahaya dibawah relativitas khusus. Pada makalah tesebut,
Einstein menguraikan “prinsip ekuivalensi,” yang menyatakan bahwa
pengamatan pada percobaan di bumi (dengan percepatan gravitasi g) akan
identik dengan pengamatan pada percobaan dalam roket yang bergerak
dengan kecepatan g. Prinsip ekuivalensi tersebut diformulasikan sebagai:
we [...] assume the complete physical equivalence of a gravitational
field and a corresponding acceleration of the reference system.
Yang artinya kurang lebih demikian :
Kami [...] mengasumsikan kesetaraan fisis lengkap dari medan gravitasi
dan hubungannya dengan percepatan dari sistem kerangka acuan.
Seperti yang dikatakan Einstein atau pada buku Fisika Modern:
There is no local experiment that can be done to distinguish between the
effects of a uniform gravitational field in a nonaccelerating inertial
frame and the effects of a uniformly accelerating (noninertial)
reference frame.
Atau dalam bahasa indonesia kurang lebih demikian :
Tidak ada percobaaan lokal yang dapat dilakukan untuk membedakan antara
efek dari medan gravitasi seragam dalam kerangka acuan yang tidak
dipercepat dan efek dari percepatan seragam (tidak inersia) kerangka
acuan.
Artikel kedua pada subjek muncul pada tahun 1911, dan 1912 Einstein
secara aktif bekerja untuk memahami sebuah teori relativitas umum yang
bisa menjelaskan relativitas khusus, tetapi juga akan menjelaskan
gravitasi sebagai fenomena geometris.
Pada tahun 1915, Einstein menerbitkan serangkaian persamaan diferensial
yang dikenal sebagai persamaan medan Einstein. Relativitas umum Einstein
menggambarkan alam semesta sebagai suatu sistem geometris tiga ruang
dan satu dimensi waktu. Kehadiran massa, energi, dan momentum
(kuantutasi secara kolektif sebagai kepadatan massa-energi atau
tekanan-energi) yang dihasilkan dalam tekukan sistem koordinat
ruang-waktu. Gravitasi, oleh karena itu, merupakan sebuah pergerakan
sepanjang “sederhana” atau paling tidak rute energetik sepanjang
lengkungan ruang-waktu.
Bentuk Matematika Dari Relativitas Umum
Pada bentuk yang sederhana, dan menghilangan matematika yang kompleks,
Einstein menemukan hubungan antara kelengkungan ruang-waktu dengan
kerapatan massa-energi:
(Kelengkungan ruang-waktu) = (kerapatan massa-energi)*8µG/c4
Persamaan tersebut menunjukkan hubungan secara langsung, proporsional
terhadap kontanta. Kontanta gravitasi G, berasal dari hukum Newton untuk
gravitasi, sementara ketergantungan terhadap kecepatan cahaya, c,
adalah berasal dari teori relativitas khusus. Dalam kasus nol (atau
mendekati nol) (yaitu ruang hampa), ruang-waktu berbentuk datar.
Gravitasi klasik adalah kasus khusus untuk manifestasi gravitasi pada
medan gravitasi lemah, dimana bentuk c4 (denominator yang sangat besar)
dan G (nilai yang sangat kecil) membuat koreksi kelengkungan kecil.
Sekali lagi, Einstein tidak tidak keluar dari topik. Dia bekerja keras
dengan geometri Riemannian (geometri non Euclidean yang dikembangkan
oleh matematikawan Bernhard Riemann beberapa tahun sebelumnya), meskipun
ruang yang dihasilkan adalah 4 dimensi Lorentzian bermacam-macam
daripada geometri Riemann ketat. Namun, karya Riemann sangat penting
bagi persamaan medan Einstein.
Apakah sebenarnya Relativitas Umum?
Untuk analogi relativitas umum, pertimbangkan bahwa kamu membentangkan
sebuah seprai atau suatu lembaran yang datar dan elastik. Sekarang kamu
meletakkan sesuatu dengan berat yang bervariasi pada lembaran tersebut.
Jika kita menempatkan sesuatu yang sangat ringan maka bentuk seprai akan
sedikit lebih turun sesuai dengan berat benda tersebut. Tetaoi jika
kamu meletakkan sesuatu yang berat, maka akan terjadi kelengkungan yang
lebih besar.
Asumsikan terdapat benda yang berat berada pada lembaran tersebut, dan
kamu meletakkan benda lain yang lebih ringan di dekatnya. Kelengkungan
yang diciptakan oleh benda yang lebih berat akan menyebabkan benda yang
lebih ringan “terpeleset” disepanjang kurva ke arah kurva tersebut,
karena benda yang lebih ringan mencoba untuk mencapai keseimbangan
sampai pada akhirnya benda tersebut tidak bergerak lagi (dalam kasus
ini, tentu saja terdapat pertimbangan lain, misalnya bentuk dari benda
tersebut, sebuah bola akan menggelinding, sedangkan kubus akan
terperosot, karena pengaruh gesekan atau semacamnya).
Hal ini serupa dengan bagaimana relativitas umum menjelaskan gravitasi.
Kelengkungan dari cahaya bukan karena beratnya, tetapi kelengkungan yang
diciptakan oleh benda berat lain yang membuat kita tetap melayang di
luar angkasa. Kelengkungan yang diciptakan oleh bumi membuat bulan tetap
bergerak sesuai dengan orbitnya, tetapi pada waktu yang sama,
kelengkungan yang diciptakan bulan cukup untuk mempengaruhi pasang surut
air laut.
Pembuktian Relativitas Umum
Semua temuan-temuan relativitas khusus juga mendukung relativitas umum,
karena teori-teori ini adalah konsisten. Relativitas umum juga
menjelaskan semua fenomena-fenomena mekanika klasik, yang juga
konsisten. Selain itu, beberapa temuan mendukung prediksi unik dari
relaivitas umum:
Presisi dari perihelion Merkurius
Pembelokan gravitasi cahaya bintang
Pelebaran alam semesta (dalam bentuk konstanta kosmologis)
Delay dari gema radar
Radiasi Hawking dari black hole
Prinsip-Prinsip Fundamental dari Relativitas
Prinsip umum relativitas: Hukum-hukum fisika harus sama untuk setiap pengamat, terlepas dari mereka dipercepat atau tidak.
Prinsip kovarian umum: hukum-hukum fisika harus memiliki bentuk yang sama dalam semua sistem koordinat.
Gerak Inersia adalah gerak geodesik: Garis dunia dari partikel yang
tidak terpengarus oleh gaya-gaya (yaitu gerak inersia) adalah bakal
waktu atau null geodesik dari ruang waktu. (ini berarti tangen vektornya
negatif atau nol.)
Invarian lokal Lorentz: aturan-aturan dari relativitas khusus diaplikasikan secara lokal untuk semua pengamat inersia.
Lengkungan ruang-waktu: seperti yang dijelaskan oleh persamaan medan
Einstein, lengkungan ruang dan waktu, sebagai responnya terhadap massa,
energi, dan momentum menghasilkan pengaruh gravitasional yang dilihat
sebagai bentuk gerak inersia.
Prinsip ekuivalensi, di mana Albert Einstein menggunakannya sebagai
titik awal untuk relativitas umum, membuktikan konsekuensinya terhadap
prinsip-prinsip tersebut.
Relativitas Umum dan Konstanta Kosmologis
Pada 1922, para ilmuwan menemukan bahwa aplikasi dari persamaan medan
Einstein pada bidang kosmologi menghasilkan perluasan alam semesta.
Einstein percaya bahwa alam semesta itu statis (dan karena itu pemikiran
persamaannya menjadi salah), penambahan konstanta kosmologis pada
persamaan medan, yang memungkinkan hasil statis.
Edwin Hubble, pada 1929, menemukan bahwa terdapat pergesaranmerah dari
bintang-bintang jauh, yang menyiratkan bahwa bintang-bintang itu
bergerak terhadap bumi. Alam semesta tampaknya berkembang. Einstein
menghilangkan kontanta kosmologis dari persamaannya dan menyebutnya
sebagai kesalahan terbesar dalam karirnya.
Pada 1990, ketertarikan pada konstanta kosmologis kembali ada dalam
bentuk dark energy. Solusi untuk teori medan kuantum telah menghasilkan
sejumlah besar energi dalam ruang hampa kuantum yang berakibat pada
percepatan perluasan alam semesta.
Relativitas Umum dan Mekanika Kuantum
Ketika para fisikawan berupaya untuk menerapkan teori medan kuantum pada
medan gravitasi, hal-hal menjadi sangat kacau. Pada betuk matematis,
kuantitas fisis terjadi penyimpangan, atau hasil yang tak terhingga.
Medan gravitasi di bawah relativitas umum memerlukan koreksi angka tak
terhingga atau “renormalisasi”, konstanta-kontanta untuk penyesaiannya
ke dalam persamaan yang terpecahkan.
Upaya untuk memecahkan “masalah renormalization” terletak di jantung
teori kuantum gravitasi. Teori-teori gravitasi kuantum biasanya bekerja
mundur, meramalkan sebuah teori dan kemudian mengujinya dan bukan
benar-benar mencoba untuk menentukan konstanta yang tak terbatas
diperlukan. Ini trik lama dalam fisika, tapi sejauh ini tidak ada teori
telah cukup terbukti.
Beberapa Kontrovesi Lainnya.
Masalah utama dengan relativitas umum, yang telah sebaliknya sangat
sukses, adalah keseluruhan ketidaksesuaian dengan mekanika kuantum.
Potongan besar teori fisika ditujukan ke arah mencoba untuk menyamakan
dua konsep: pertama yang memprediksi fenomena makroskopik melintasi
ruang dan kedua yang memprediksi fenomena mikroskopik, sering kali dalam
ruang yang lebih kecil daripada sebuah atom.
Selain itu, ada beberapa kekawatiran Einstein yang sangat diperhatikan
terhadap ruang-waktu. Apa itu ruang-waktu? Apakah hal tesebut ada secara
fisik? Beberapa telah memperkirakan “busa kuantum” yang menyebar ke
seluruh alam semesta. Usaha baru pada teori string (dan pada teori
anakannya) menggunakan ini atau penggambaran kuantum lain dari
ruang-waktu. Sebuah artikel dari majalah New Scientist meperkirakan
bahwa ruang-waktu mungkin adalah sebuah superfluida kuantum dan bahwa
seluruh alam semesta dapat berputas pada sumbu.
Beberapa orang telah menunjukkan bahwa jika ruang-waktu sebagai
substansi fisik, itu akan bertindak sebagai kerangka acuan universal,
seperti eter. Penganut Anti-relativitas sangat gembira mendengar ini,
sementara yang lain melihatnya sebagai upaya non ilmiah untuk
mendiskreditkan Enstein dengan membangkitkan sebuah konsep abad-mati.
Isu-isu tertentu dengan singularitas black hole, di mana lengkung
ruang-waktu mendekati pada tak terhingga, juga telah menimbulkan
keraguan apakah relativitas umum secara akurat dapat menggambarkan alam
semesta. Sangat sulit untuk diketahui secara pasti, bagaimanapun juga,
selama black hole hanya dapat dipelajari seperti saat ini.
Sampai ia berdiri sekarang, relativitas umum adalah teori yang sangat
sukses tetapi sangat sulit dibayangkan dan akan merugikan banyak orang
karena ketidakkonsistennya dan kontroversi sampai mucul fenomena yang
sangat bertentangan dengan prediksi dari teori.
Kutipan Mengenai Relativitas
“Spacetime grips mass, telling it how to move, and mass grips spacetime, telling it how to curve” — John Archibald Wheeler.
“The theory appeared to me then, and still does, the greatest feat of
human thinking about nature, the most amazing combination of
philosophical penetration, physical intuition, and mathematical skill.
But its connections with experience were slender. It appealed to me like
a great work of art, to be enjoyed and admired from a distance.” — Max
Born
sumber : adamrabbani.blogspot.com
sumber : adamrabbani.blogspot.com